Rabu, 03 Maret 2010

KISAH SRIGALA DAN BAYANGANNYA




Bak seorang sahabat karib cerita awal salah satu srigala, mereka bergabung dalam perkumpulan bangsa srigala bermain dan bercumbu sesamanya dalam lingkup kekerabatannya, hal yang sudah lumprah dan sudah biasa dilakukannya secara bersama istilah senasib sepenanggungan dalam kancah manusia dapat rizki sedikit dimakan sedikit dapat banyak dimakan banyak pokok istilah sama rata sama rasa.
Masalah tumbuh dari satu individu srigala yang ingin menang sendiri egois sendiri dan serba menunjukkan akunya, sepertinya hal yang tak pernah akan hilang sifat yang demikian didunia manapun baik dunia binatang maupun manusia, Sebagai Bangsa besar termasuk kita ini yang hidup di Indonesia masih kerap menyaksikan aksi kepongahan dan keangkuhan individu yang ingin muncul sendiri diantara kelompoknya yang seakan akan menikmati hidupnya tanpa bergantung yang lain.
Dalam suatau perhelatan untuk mendapatkan mangsanya srigala ego inipun nimbrung pula dalam kelompok yang sudah berencana mengepung mangsa seekor kelinci, pada pengejaran dan pengepungan yang sangat dramatikal dan penuh dengan adegan yang kasar si kelinci berhasil ditakklukkan bersama, dalam posisi yang tidak menguntungkan kelinci tewas dalam pertarungan tak seimbang dan jatuh dalam terkaman para Srigala.
Layaknya hari yang sudah sudah bagai hukum yang tidak tertulis dan sudah suatu kebiasaan bersama ada makanan sedikit akan dinikmati sedikit ada banyak maka akan dimakan banyak, rupanya nafsu angkara sedang berpihak pada Srigala Ego ini dalam sekelebat mangsa kelinci yang harusnya dibagi beramai2 dibawa kabur sendiri akan dinikmatinya sendiri jauh dari kaum kerabat dan kelompoknya, sambil menggeram dia menggigit mangsa yang sudah pasti akan terasa lezat disantap dilagi perut sudah pada lapar setelah capai dari perburuan yang melelahkan.
Ya, untuk mencapai tempat persembunyaian Srigala Ego ini ia harus menyeberangi sebuah sungai. Dan pada jalan setapaknya memang ada sebuah jembatan bambu yang biasa digunakan oleh para petani jika ingin pergi ke sawah atau kebunnya. Dan ia pun harus menyeberangi sungai itu melalui jembatan bambu.
Pelan-pelan kakinya dilangkahkan di atas titian bambu. Tanpa sengaja, matanya menatap sebuah banyangan dirinya yang terpantul dari air sungai.
“Ghrrrr…..” Ia mengeram hebat. Bayangan tersebut ia kira seekor Srigala lain mengikutinya. Ketika ia mendekatkan kepalanya ke arah air, bayangannya ikut mendekat ke arah moncongnya. Ia semakin marah ketika dilihatnya bayangan itu juga membawa mangsa kelinci, bahkan menurut perasaannya kelinci tersebut lebih besar dibandingkan dengan kelinci yang telah dimiliknya. Ia ingin memiliki Kelinci yang lebih besar itu.
Dan malapetaka itu pun dimulai dari sini.
“Ghrrr… Ghrrrr……Ghrrrrrr…” ia menyalak sangat keras untuk menakut-nakuti Srigala bayangan. Ia mengancam Srigala bayangan agar menyerahkan Kelinci besar itu kepadanya. Tapi apa lacur, ketika ia menggeram dan membuka mulutnya kelinci dalam mulutnya jatuh ke sungai. Ia makin marah karena mengira kalau Srigala bayangan itu merebut kelinci miliknya.
Tanpa pikir panjang ia segera menceburkan diri ke dalam sungai untuk merebut kelinci buruannya yang jatuh ke sungai tadi dan mencari kelinci yang besar yang dibawa oleh bayangannya. Tentu saja ia tidak menemukan siapa-siapa di dalam sungai. Bahkan miliknya yang jatuh tadi terhanyut ke arah hilir.
Srigala ini mulai panik ketika menyadari ia tidak pandai berenang. Ia hampir tenggelam.
Kemudian datang Segerombolan Srigala yang sedari tadi menunggu dan mengawasi gerak-gerik Srigala Ego ini setelah benar2 kehilangan kekuatan didalam air dan hampir tenggelam maka sekelompok Srigala ini menyodorkan galah untuk digigit dan akhirnya ditarik beramai2. Kemudian pimpinan kelompok yang dibenci oleh Srigala Ego tadipun berkata “ Makanya jangan egois jangan serakah dan jangan sombong kamu tidak dapat hidup sendiri kamu pasti akan memerlukan orang lain dalam keterpurukanmu jika sudah tidak ada yang kamu andalkan, kalau dari tadi dinikmati bersama-sama pastinya kamu akan aman dan tidak perlu bersusah payah, camkan itu” sang pimpinan kelompok sambil ngeloyor setelah berbicara disamping onggokan tubuh Srigala Ego yang kuyub dan nafasnya yang tinggal satu-satu.

Sua,4/3/2010

1 komentar:

  1. Serikat Pekerja Dpc. Kantor Pusat4 Maret 2010 pukul 20.08

    Itu yang jadi srigalanya PARA PEJABAT Angkasa Pura I yang biasa dengan hidup serakah udah dapat satu minta dua udah dapat dua punya anak buah diembat pula

    BalasHapus