Minggu, 18 September 2016

HUKUM MEMBENTAK SUAMI MENURUT ISLAM



Dalam kehidupan Rumah Tangga terjadi sedikit ketidaksamaan pendapat pada suami istri adalah hal yang lumrah. dengan kondisi seperti apa pun seseorang istri mesti memelankan suaranyaketika bicara dengan suaminya meskipun dia mengganggap gagasannya benar. Seorang suami yaitu orang yang paling mesti ditaati dan dihormati oleh istri. Seperti kita kenali kalau Rasulullah dalam beberapa haditsnya tunjukkan begitu tinggi kedudukan suami untuk istrinya : 
“Seandai saya bisa memerintahkan seorang untuk sujud pada orang lain, pasti saya perintahkan seorang istri utk sujud pada suaminya. ” (HR Abu Daud, Al-Hakim, Tirmidzi)

“Tidaklah layak untuk seorang manusia untuk sujud pada manusia yang lain. Kalau layak/bisa untuk seorang untuk sujud pada seorang yang lain pasti saya perintahkan istri untuk sujud pada suaminya karena besarnya hak suaminya terhadapnya…” (HR. Ahmad)

“Dan sebaik-baik istri yaitu yang patuh pada suaminya, bijaksana, berketurunan, sedikit bicara, tidak suka mengulas suatu hal yg tidak bermanfaat, tidak cerewet dan tidak suka bersuara hingar-bingar dan setia pada suaminya. ” (HR. An Nasa'i)

Bila suami berbuat salah atau salah, Maka telah semestinya untuk sang istri untuk mengingatkan suami dengan baik, dengan suara lemah lembut, tidak membentak (bersuara keras), dan tak juga menyinggung perasaannya.

Sikap kasar istri pada suami –dan sebaliknya– mengisyaratkan kurangnya pengetahuan serta keburukan akhlak. Rasulullah SAW bersabda :

“Sebaik-baiknya wanita — untuk suami — adalah yang mengasyikkan saat diliat, taat saat diperintah, dan tidak menentang suaminya baik dalam hatinya serta tidak membelanjakan (menggunakan) hartanya pada perkara yang dibenci suaminya” (H. R. Ahmad)

Seperti anak dapat dikira durhaka pada orangtua, jadi istri dapat juga disebutkan durhaka pada suami saat berani membentaknya. Wallahu A'lam.


Bidadari Marah pada Istri yang Memarahi Suaminya

Bila seorang suami dibentak atau di dzalimi oleh istrinya, jadi beberapa bidadari di surga akan geram pada istri yang memarahi suaminya.

Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,




 لاَ تُؤ�'ذِي ام�'رَأَةٌ زَو�'جَهَا فِي الدُّن�'يَا إِلاَّ قَالَت�' زَو�'جَتُهُ مِنَ ال�'حُو�'رِ ال�'عِي�'نِ : لاَ تُؤ�'ذِي�'هِ, قَاتَلَكِ اللهُ, فَإِنَّمَا هُوَ عِن�'دَكَ دَخِي�'لٌ يُو�'شِكُ أَن�' يُفَارِقَكِ إِلَي�'نَا

“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya didunia, tetapi istrinya dari kelompok bidadari bakal berkata, “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhimu. Dia (sang suami) hanya tamu di sisimu ; hampir saja ia bakal meninggalkanmu menuju pada kami” (HR. At-Tirmidzi)

Ini semestinya jadi pelajaran untuk beberapa istri tidak untuk mendzalimi suaminya. Saingannya berat, saingannya bukanlah lagi madumu atau yang lain. tetapi sainganmu yaitu bidadari yang Allah subhaanahu wa ta'ala mensifatkannya di dalam Al qur'an. Diantara sifatnya yaitu :

إِنَّ لِل�'مُتَّقِينَ مَفَازًا حَدَائِقَ
وَأَع�'نَابًا وَكَوَاعِبَ
أَت�'رَابًا

 "
Sebenarnya orang-orang yang bertaqwa memperoleh kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang


sebaya. " (QS an-Naba' : 31-33)

كَذَلِكَ وَزَوَّج�'نَاهُم�' بِحُورٍ عِينٍ

 " Demikianlah, dan Kami berikanlah pada mereka bidadari. " (QS. Ad-Dhukhan : 54)

مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَص�'فُوفَةٍ وَزَوَّج�'نَاهُم�' بِحُورٍ عِينٍ

 " Mereka bertelekan diatas dipan-dipan berderetan serta kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata cermat. " (QS. At-Thur : 20)

حُورٌ مَق�'صُورَاتٌ فِي ال�'خِيَامِ

 " (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah. " (QS. Ar-Rahman : 72)

فِيهِنَّ خَي�'رَاتٌ حِسَانٌ

 " Didalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. " (QS. Ar-Rahman : 70)

إِنَّا أَن�'شَأ�'نَاهُنَّ إِن�'شَاءً فَجَعَل�'نَاهُنَّ أَب�'كَارًا عُرُبًا أَت�'رَابًا

 " Sebenarnya kami membuat mereka (bidadari-bidadari) dengan segera. 1 Serta kami menjadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya. " (QS. Al-Waqi'ah : 35-37)

Hadits Abdullah ibnu Mas’ud Radiyallahu 'anhu :

 أَوَّلُ زُم�'رَةٍ يَد�'خُلُونَ ال�'جَنَّةَ كَأَنَّ وُجُوهَهُم�' ضَو�'ءُ ال�'قَمَرِ لَي�'لَةَ ال�'بَد�'رِ، وَال�'زُّم�'رَةُ الثَّانِيَةُ عَلَى لَو�'نِ أَح�'سَنِ كَو�'كَبٍ دُريَ فِي السَّمَاءِ، لِكُل رَجُلٍ مِن�'هُم�' زَو�'جَتَانِ مِنَ ال�'حُورِ ال�'عِينِ، عَلَى كُل زَو�'جَةٍ سَب�'عُونَ حُلَّةً، يُرَىٰ مُخُّ سُوقِهِمَا مِن�' وَرَاءِ لُحُومِهِمَا وَحُلَلِهِمَا، كَمَا يُرَىٰ الشَّرَابُ الأَح�'مَرُ فِي الزُّجَاجَةِ ال�'بَي�'ضَاءِ

“Kelompok pertama kalinya yang masuk surga, seakan muka mereka cahaya rembulan pada malam purnama. Grup ke-2 seperti bintang kejora yang paling baik di langit. Untuk setiap orang dari ahli surga itu dua bidadari surga. Pada setiap bidadari ada 70 perhiasan. Sumsum kakinya bisa tampak dari balik daging dan perhiasannya, seperti minuman merah bisa diliat di gelas putih. ” (HR. Thabrani dengan sanad shahih)

Nah beberapa istri, janganlah mendzalimi terlebih membentak suami kalian lagi. sainganmu bidadari loh!

Jalan keluar Bila Memanglah Menginginkan Marah Pada Suami

Bila kemarahan menempa dan telah tidak tertahankan, pastinya tidak dianjurkan untuk mengekspresikan lewat cara meledak-ledak di depan pasangan. Terlebih lewat cara membentak. Ada banyak hal yang dapat kita kerjakan bila tengah menginginkan marah pada suami.

Hal yang pertama dikerjakan yaitu katakan istighfar. Mohon ampunlah pada Allah. Istighfar bakal memperingan hati kita.

Setelah itu, klarifikasi dengan cara detail duduk persoalan. janganlah ikuti nafsu karena emosi bakal makin meluap-luap. Namun sebisa-bisanya, tahanlah dahulu emosi.

Karena bicara dalam kondisi emosi cuma bakal jadi memperburuk kondisi, karena kadang-kadang kita menginginkan menumpahkan kekesalan, bahkan juga kekesalan yang sudah lantas.

Bila di rasa telah dapat mengatur diri, Ambil air wudhu lalu lakukan shalat serta berdoalah. Adukan semuanya masalah pada Allah. Semuanya kekesalan, kecewa, adukan saja. Dan tidak lupa, mintalah padaNya untuk diberikan jalan keluar.

Bila diri telah tenang, awalilah bicara dengan suami. Ingat, yang bakal dibicarakan yaitu dalam rencana mencari jalan keluar, bukanlah untuk memberikan kericuhan. Tidak lupa, ada unsur sama-sama memberikan nasehat dalam rumah tangga. Berikanlah nasehat pada pasangan atas kekeliruan yang dikerjakan.

Mudah-mudahan sebagian hal itu dapat makin wujudkan keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah dalam rumah tangga kita. Aamiin