Minggu, 25 April 2010

MENGUPIL


Ternyata, kegiatan ngupil itu sungguh mengasyikan! Nggak perduli apakah Anda itu cantik menawan, ganteng rupawan, necis dan bau wangi ataupun item dekil, pasti pernah melakukan kegiatan ini. Hayo ngaku..! Coba diingat-ingat kapan saat terakhir Anda ngupil, atau jangan-jangan saat lagi baca artikel ini juga sambil ngupil hmmm…. Sayapun demikian. Melakukan kegiatan ngupil untuk mengisi waktu senggang di lapangan, pas lagi ngoki, sambil nonton atau bahkan sambil baca koran. Tapi untuk kasus di atas lain lho ya..., entah kenapa kok saat itu desakan nafsu ngupil demikian kuat meskipun sedang mengikuti meeting. Untung saya duduknya agak jauh dari pantauan mata si boss hehehe…

Ngupil atau mengoprek lobang hidung, adalah kegiatan iseng-iseng yang sungguh berguna dan hampir pernah dilakukan semua orang yang sehat. Kenapa? Karena kalau orang sakit pilek pasti nggak mau melakukannya. Atau pas hidung lagi mimisan, mana enak ngupil? Bisa-bisa malah jari jemari kita yang dipakai buat ‘acara iseng’ ini tercemar dan bisa mencemarkan lingkungan sekitar. Makanya, ngupil itu sehat karena tidak membiarkan lubang hidung kita kotor dan biasa dilakukan oleh orang sehat. Setuju? Siapa yang nggak setuju ini, silahkan ngupil dengan jari kaki.

Saya jadi ingat waktu kecil sering dimarahi orang tua kalau ngupil di depan pintu, sambil merem melek menelusuri rongga hidung dimana tempat upil itu bersembunyi. Rasanya kok belum puas ya kalau belum bisa mengeluarkan ‘benda’ itu, (apalagi kalau gede dan keras) dari sarangnya? Memang segala sesuatu itu kalau berhubungan dengan ‘besar’ dan ‘keras’ selalu menghasilkan puas. Tapi tunggu dulu, apa hubungannya saya dimarahin orang tua sama ngupil di depan pintu? Hm.., ternyata bukan kegiatan ngupil itu yang membuat orang tua saya marah tapi karena beliau mau keluar rumah jadi terhalang saya yang lagi asyik pas di depan pintu… hihihih!

Sebenarnya, apa sih upil itu? Upil adalah sebentuk kotoran yang terdapat pada lubang hidung yang terjadi akibat proses pernafasan, dimana ada micro-orgasme eh.., micro-organisme lainnya yang ikut terhirup paru-paru lewat hidung. Nah, untung Tuhan menganugerahkan kita bulu di hidung (ada yang tau namanya?) untuk menangkal semua itu supaya nggak ikut masuk ke dalam paru-paru yang bisa menyebabkan penyakit. Jika masih ada yang mampu menerobos pertahanan bulu hidung, masih ada lendir hidung atau ingus yang bertugas mencegah partikel debu dan benda asing lainnya dengan ukuran mikroskopis supaya nggak masuk ke hidung. Dari saringan bulu hidung yang juga berfungsi untuk meningkatkan kelembaban udara yang dihirup plus bantuan lendir / ingus inilah sang upil terbentuk dengan berbagi tingkat kekerasan dan ukuran.

Hebat betul ya, fungsi bulu hidung ini? Makanya jangan remehkan segala jenis maupun bentuk bulu, apapun itu pasti ada fungsinya karena Tuhan telah menciptakan demikian adanya. Entah bulu hidung Anda lebat atau jarang, entah lurus atau keriting, entah panjang atau pendek, pasti ada gunanya. Sedikit untuk masalah bulu hidung ini, bila kita merasa mulai terganggu dengan ulahnya yang menjulur keluar dari lobangnya, lebih baik dicukur daripada dicabut. Karena dengan mencabut bulu hidung bisa menimbulkan luka kecil di rongga hidung dan malah-malah bisa menimbulkan infeksi. Tapi bukan bulu hidung ini yang akan saya bahas, melainkan penghuni dari lubang hidung itu sendiri alias upil.

Ngomong-ngomong masalah upil dan ngupil ini nggak bakal ada habisnya. Terus terang, sambil nulis artikel ini sayapun juga sambil ngupil, lebih dari sekedar membersihkan hidung tapi juga untuk lebih bisa menikmati apa arti dari upil dan ngupil itu. (Natya & Bejan musti tanggung jawab nih, nyuruh-nyuruh bikin artikel bulu hidung). Memang, masalah upil dan ngupil ini asyik dan bisa membuat kita lupa daratan jika dilakukan pada tempat dan waktu yang benar. Sebaliknya, bisa membuat orang lain terganggu atau malah membawa aib. Malah ada lho, saking asyiknya ngupil orang itu nggak sadar lagi disorot kamera televisi dan gambarnya tersebar kemana-mana.. (http://nasional.kompas.com/read/2010/03/09/09375233/Foto.Ngupil.Beredar..Roy.Suryo.Protes). Nah, kalau udah begini kan repot? Mau marah kok aneh, nggak mau marah kok kadung malu.. hihihi… Padahal percayalah..., ngupil itu sungguh nikmat dan perlu!

Nah, supaya nggak mengalami kejadian memalukan seperti cuplikan berita di atas, berikut ada cara-cara ngupil yang baik dan benar:
  1. Gunakan jari yang tepat
    Gunakan jari kelingking terlebih dahulu baru kemudian jari telunjuk. Kenapa? Karena ukuran jari kelingking sangat ideal untuk menyapa upil-upil kecil yang duduk manis di dalam sana. Bila si upil imut sudah bisa keluar, biasanya giliran upil gede masih setia menunggu giliran sentuhan jari Anda. Nah, tentu diperlukan ukuran jari yang sesuai untuk mengeluarkannya, bukan? Gunakan jari telunjuk untuk ‘abangnya’ si upil imut ini. Ingat, jari telunjuk ya, bukan jari tengah karena dikhawatirkan si upil tersinggung dan nggak mau keluar karena diacungi jari tengah.
     
  2. Carilah suasana yang nyaman dan tentram
    Ini perlu supaya peristiwa yang menimpa saya di atas nggak perlu terjadi, sehingga keasyikan ngupil jadi terusik. Atau sebaliknya, coba kalau misalnya kita ngupil di perempatan jalan yang lalu lintasnya ramai, bukan keasyikan ngupil yang didapat melainkan maut yang datang menjemput.
     
  3. Bertanggung-jawab
    Setelah mengupil, selalu siapkan tisu untuk tempat upil. Kalau nggak bawa tisu boleh juga disimpan dulu sampai Anda menemukan tempat sampah. Boleh juga digenggam erat-erat atau dimasukkan saku celana atau baju. Tapi ingat, jangan sekali-kali mengoleskan atau membuang upil di sembarang tempat trus pergi diam-diam setelah keadaan dirasa aman.
     
  4. Jangan Berlebihan
    Cukuplah bila kegiatan ngupil Anda ini berjalan apa adanya tanpa membayangkan yang enggak-enggak, apalagi disertai dengan desahan-desahan erotis dan lidah membasahi bibir. Nanti orang lain yang mendengar malah menganggap Anda sedang berfantasi seks.
     
  5. Berperilaku Dewasa
    Segera setelah selesai dengan kegiatan ngupil ini, nggak perlu Anda berkreasi dengan membentuk upil menjadi sesuatu yang menarik sekedar untuk melatih kreatifitas. Misalnya, membentuk upil menjadi mobil-mobilan atau motor sport dan menjadikannya sebagai mainan. Berperilakulah dewasa, jangan kayak anggota DPR.
     
  6. Berperilaku Efektif
    Bila Anda sedang sibuk dan nggak bisa meluangkan sedikit waktu untuk ngupil, lakukan sekaligus dengan dua jari tangan. Dalam hal ini kelingking dan jari manis bisa dikerahkan sekaligus buat menyingkat waktu. Atau bila perlu, minta tolonglah ke rekan untuk memeriksa hidung Anda sekedar memastikan apakah ada upil di lobang hidung. Percuma kan, kalau ternyata nggak ada upil tapi harus membuang waktu untuk ngupil?
     
  7. Berperilaku Adil
    Jangan biarkan salah satu lobang hidung Anda cemburu dan dibiarkan penuh dengan upil hanya gara-gara Anda selalu ngupil di satu sisi lobang saja. Bila hari ini lobang hidung sebelah kiri sudah plong dan bebas upil, ada baiknya giliran sisi satunya anda eksplorasi di hari berikutnya. Kalau perlu buatlah jadwal ngupil supaya teratur.
     
  8. Berperilaku Pelit
    Maksudnya adalah, bila Anda sudah selesai dengan kegiatan ngupil cukuplah rasa dan sensasi dari upil dan mengupil itu dirasakan sendiri dan nggak perlu berbagi kepada teman, apalagi sampai memaksa teman Anda untuk merasakan buah upil yang telah sukses dikeluarkan. Ingat pepatah “dari hal yang kecil bisa menjadi besar”. Kenapa begitu, karena bermula dari si upil yang imut itu bisa membuat jidat benjol-benjol sebesar 5x ukuran upil, kalau Anda nekad sharing dengan teman atau orang lain.
     
  9. Jangan Memaksakan Kehendak
    Lakukan ngupil atas kreatifitas sendiri dan di lobang hidung sendiri, jangan di hidung teman. Ingat, belum tentu orang lain merelakan lobang hidungnya dikorek-korek, padahal maksud Anda sebenarnya baik. Malah bisa-bisa Anda dilaporkan polisi dan terkena pasal “nose abusement”.
     
  10. Jadikanlah Falsafah Hidup Sehat
    “Tiada Hari Tanpa Ngupil”
Hehehe…., sudah mual-mual gara-gara baca artikel ini? Atau malah Anda tergerak untuk mulai menggalakkan budaya ngupil dari sekarang? Hm…, kalau masih kuat baca ayo dilanjutin ke bawah..

Seorang Dokter Spesialis Paru-Paru asal Austria yang bernama Prof DR Friedrich Bischinger malah menyarankan agar upil kering yang berhasil kita korek bisa meningkatkan stamina karena mengandung zat-zat yang memperkuat system kekebalan tubuh. Nah, kan?! Ternyata si upil dan ngupil yang selama ini dianggap sebagian orang menjijikkan malah bisa membuat hidup kita lebih sehat. Selain itu,bila Anda rajin mengkonsumsi upil, kan lumayan juga bisa mengurangi pos belanja garam… hehehehe… Cuma diperlukan sedikit keberanian untuk mencobanya dengan mengumpulkan upil demi upil tiap harinya (jangan lupa disimpan dalam suhu kamar biar nggak lekas kering), lantas dicampurkan ke bahan makanan. Atau bisa juga dipakai sebagai lalapan atau cemilan di waktu senggang.

Berani mencoba?

Yang jelas, saya menunggu saja reportase dari kokiers yang berani melakukan langkah terobosan ini demi kemajuan umat manusia. Wekekekekeke…

Salam Ngupil.

Rabu, 14 April 2010

CARA MENGHINDARI PENYAKIT HERPES

oleh Vera Farah Bararah - detikHealthJakarta, Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terinfeksi virus herpes karena terkadang herpes tidak menimbulkan gejala. Bagaimana penularan penyakit herpes ini dan cara menghindarinya?

Terdapat dua jenis penyakit herpes yang bisa menginfeksi manusia yaitu penyakit herpes zooster (shingles) yang terlihat seperti cacar dan juga penyakit herpes genital (herpes simplex).

Kedua penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang berbeda. Jika penyakit herpes zooster disebabkan oleh virus varicella zoster (VZV), penyakit herpes genital disebabkan oleh Herpes HSV 2 (Herpes Simplex Virus 2). Kedua penyakit ini memang berbeda, tapi keduanya merupakan penyakit yang menular.

Cara penularan

1. Penyakit herpes genital (kelamin)
Penularannya melalui kontak kulit langsung yaitu dari daerah yang terinfeksi ke daerah yang tertular.

Misalnya saat seseorang yang terinfeksi mencium atau melakukan hubungan seks seperti oral, vagina atau dubur, maka bisa menyebabkan pasangannya tertular.

Herpes jenis ini paling mudah menular jika kondisi seseorang sedang sakit, biasanya ditandai dengan rasa gatal, kesemutan dan sensasi lain sebelum muncul apapun di kulit.

2. Penyakit herpes zooster
Penyakit ini biasanya mempengaruhi orang-orang dewasa yang memiliki kekebalan tubuh sedang menurun. Virus herpes ini ada dimana-mana tapi jika seseorang memiliki kekebalan tubuh yang baik, maka jarang terkena kondisi ini.

Virus varicella zoster adalah virus yang juga menyebabkan penyakit cacar. Jika orang sudah terkena cacar jarang terkena herpes zooster.

Berbeda dengan cacar, herpes zooster mengakibatkan rasa sakit dan nyeri yang luar biasa. Dan lokasi penyakitnya hanya terjadi di beberapa sisi tubuh saja. Kadang ada juga yang menyerang mata, wajah, leher, sekitar telinga dan ujung hidung.

Gejala pertama yang dirasakan adalah rasa sakit di satu daerah tertentu. Diikuti dengan adanya ruam yang berisi cairan yang karakteristiknya mirip dengan cacar air. Jika digaruk bisa menyebabkan infeksi.

Cara menghindari

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari infeksi kelamin herpes, seperti dikutip dari eHow, Rabu (14/4/2010) yaitu:

1. Menggunakan kondom baik untuk laki-laki atau perempuan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa virus herpes tidak dapat melewati kondom latex jika digunakan dengan benar. Praktik ini cukup bisa mengurangi risiko penularan.
2. Jujur dengan pasangan jika salah satu memiliki infeksi penyakit seksual, hal ini bisa membantu mengurangi penularan melalui kontak seksual.
3. Jangan melakukan seks oral jika sedang flu atau diketahui memiliki HSV 1 di dalam mulut, karena ini bisa menjadi penyebar virus ke alat kelamin.
4. Setia pada satu pasangan (monogami) dan melakukan praktik seks yang aman setiap kali berhubungan tanpa ada pengecualian. Mengurangi gesekan dan juga mencegah timbulnya luka kecil di vagina atau penis yang berpotensi masuknya virus ke tubuh.
5. Mencuci tangan setelah menyentuh luka sebelum menyentuh bagian tubuh lain untuk menghindari penyebaran virus.

Untuk menghindari penyakit herpes zooster (shingles) ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:

1. Jika belum pernah mendapatkan cacar air sama sekali, usahakan untuk tidak berdekatan dengan orang yang sedang cacar.
2. Melakukan vaksin untuk mencegah terinfeksi virus varicella zooster. Seseorang tidak bisa mendapatkan herpes zooster jika belum pernah mendapatkan cacar air, jadi salah satu caranya adalah melindungi diri dari cacar air dengan melakukan vaksin cacar.
3. Jika sedang mengalami herpes zooster, sering-seringlah mencuci tangan agar penyakit ini tidak menyebar ke bagian tubuh lain.
4. Sebisa mungkin menghindari sentuhan atau kontak dengan orang yang sedang sakit herpes zooster, karena sentuhan adalah salah satu media penyebaran dari penyakit ini.
5. Menjaga sistem kekebalan tubuh agar tidak menurun, sehingga virus sulit untuk menginfeksi tubuh.

(ver/i)