Rabu, 10 Februari 2016

APA ITU IP DAN IPK....???????????????

 
IP....IPK......IP......IPK.....???????!!!!!!!!
 Ilustrasi
Kali ini saya akan menjelaskan tentang IP dan IPK, kebetulan saya kemarin abis KHS (Kartu Hasil Study) an gan ^^”
Jujur sebelum bikin postingan ini saya sempat sedih lihat KHS gan, IP udah meningkat, tapi kok IPKnya itu agak mengganjel pikiran. Nah saya bertanya2, apa bedanya IP dan IPK? Mengapa hasilnya berbeda di KHS? Apa IP dan IPK saya terbilang bagus? Semua pertanyaan di otak saya ini sempat saya curhatkan dan seseorang yang cerewet disana menasihati saya supaya tetap bersyukur dan cari2 cara supaya saya lebih meningkatkan lagi kerja keras saya (hehe, makasih banyak ya ^^). Daaaan.. terpikir abis sahur ini saya cari2 di berbagai sumber ternyata hasilnya gak jelek kok. Benar, saya harus bersyukur, ini kerja keras murni saya J
Hehe maaf jadi curhat ya gan. Ginii, ternyata IP dan IPK itu ada rumusnya lhoo..
Nah, sebenernya IP dan IPK tu bedanya apa sih? Sejauh apa kamu tau tentang keduanya? Ngaruh apa gak sih di KHS? Sabaar.. saya jelasin satu2 yaa..hehe
Pertama buat yang belum tau KHS, KHS itu Kartu Hasil Study yang bentuknya bukan kartu. Lebih mirip kertas lebar ato cetakan bro, artinya sih sama kayak kita sekolah dulu. Yap, KHS itu rapor kita selama semesteran.
Kalo dulu waktu sekolah kita liat nilai masing2 pelajaran dan rata2 nih, di KHS kita liat IP dan IPK gan. Nah berikut penjelasan IP dan IPK
A.   IP ( Indeks Prestasi)
Jadi gini. IP itu didapat dari hasil belajar kita, per matkul (mata kuliah).Ssetiap matkul akan memiliki nilai akhir yang dilambangkan dengan huruf, mulai A sampai D atau E. Masing-masing huruf memiliki nilai, misalnya 4 untuk A, 3 untuk B, dsb. Nantinya, nilai per matkul akan dikalikan dengan jumlah SKS matkul tersebut. Lalu, dijumlahkan untuk semua matkul dalam satu semester. Didapatlah nilai mutu. Lalu, bagikan dengan jumlah SKS satu semester. Didapatlah IP.
Masih bingung? Kalo bingung, mari kita pakai ilustrasi.
Misalkan nih si A mengambil matkul berikut di semester pertama :
                Matematika (3 SKS)
                Fisika (3 SKS)
                B. Inggris (2 SKS)
                Agama (2 SKS)
Jika ditotal, maka A mengambil 10 SKS. Lalu, di akhir semester, KHSnya si A keluar nih. Hasilnya misal seperti ini :
                Matematika = B
                Fisika = A-
                B. Inggris = B
                Agama = A
Lalu, bagaimana menghitung IP? Sabar, kita hitung total nilai mutu dulu. Kalikan jumlah SKS dengan nilai yang diterima, untuk tiap matkul. Berikut ini huruf2 yang mengandung nilai dan biasanya tiap2 universitas terapkan :
 A (4,0)
A-   (3,7)
B+ (3,3)
B (3,0)
B- (2,7)
C+ (2,3)
C (2,0)
D (1,0)
E (0,0)
Nah terus hitung total mutunya yuk !
                Matematika              3 SKS X 3,0          = 9,0
                Fisika                     3 SKS X 3,7          = 11,1
                B. Inggris                2 SKS X 3,0          = 6,0
                Agama                   2 SKS X 4,0          = 8,0
                Total mutu                                          = 34,1
Next, bisa didapat IP nya :
                IP = Total mutu : total SKS
                IP = 34,1 : 10 = 3,41
Nah, itulah IP si A untuk semester pertama. Trus, kok di judulnya ada IPK? Ya IPK itu Indeks Prestasi Kumulatif. Dari namanya, harusnya kamu udah tau kalo IPK itu rata-ratanya IP. IPK maba semester satu akan sama dengan IP nya. Karena, hanya satu IP yang akan dirata-ratakan.
Bagaimana cara mencari IPK? Mudah kok. Kamu harus mencari total mutu semua matkul yang sudah kamu ambil, lalu bagikan dengan total SKS semuanya (bukan hanya satu semester).
B.   IPK (Indeks Prestasi Kumulatif)
Yap, seperti sebelumnya dijelaskan, IPK itu rata-ratanya IP. Nih, saya jelaskan pakai ilustrasi yaa
Ambil contoh si A sudah semester dua. Di semester dua ini, dia mengambil 13 SKS, yaitu :
Sastra Indonesia (4 SKS)
Ekonomi (3 SKS)
Biologi (3 SKS)
Olahraga (1 SKS)
Antropologi (2 SKS)
Si A pun mendapat nilai masing-masing :
Sastra Indonesia      B-
Ekonomi                    D
Biologi                        C
Olahraga                   A
Antropologi               B+.
Nah mari kita cari IP semester duanya :
                Sastra Indonesia  4 SKS X 2,7           = 10,8
                Ekonomi               3 SKS X 1,0           = 3,0
                Biologi                   3 SKS X 2,0          = 6,0
                Olahraga               1 SKS X 4,0           = 4,0
                Antropologi             2 SKS X 3,3           = 6,6
                Total mutu                                            = 30,4
IP nya adalah 30,4 : 13 = 2,34.
Turun banget ya? Tenang, ini hanya contoh.
Lalu, bagaimana mencari IPK? IPK beda dengan IP, dalam menghitung IPK, nilai mutu matkul yang tidak lulus (biasa yang di bawah C,tiap universitas berbeda) tidak diikutsertakan. Singkatnya, matkul yang lulus saja yang dimasukkan dalam perhitungan. Kalau IP mah, semua ikut dihitung.
Berarti :
                Semester I          = 34,1    (10 SKS)
                Semester II         = 27,4    (10 SKS) (ingat, Biologi ga lulus jadi ga ikut)
                Total mutu          = 61,5    (20 SKS)
                IPK                    = 61,5 : 20 = 3,075
Nah, dari hasil hitung-hitungan kita di atas, bisa kita ambil kesimpulan yang bisa dijadikan pertimbangan buat kita semua :
·                     Jangan sampai ada matkul yang tidak lulus, karena akan membuat IP rendah
·                     Hati-hati dengan matkul yang SKS nya besar, karena jika mendapat nilai rendah, IP juga akan rendah, begitu pun sebaliknya
·                     Jaga IP agar tetap stabil, supaya IPK tetap tinggi
·                      Perhatikan persentasi nilai yang diberikan dosen di awal kuliah. Targetkan nilai tinggi di bagian yang persentase besar (seperti UTS dan UAS) agar nilai akhir matkul tinggi
·                     Jika ingin lebih mudah mendapat IP tinggi, jangan ambil SKS terlalu banyak, kecuali kamu bisa handle dengan baik tuh J
Nah, IPK itu penting gak sih..???
IPK dapat diperoleh dengan adanya kerjasama antara dosen dan mahasiswa. Dosen akan memberikan nilai kepada mahasiswa sebelum kuliah dimulai pada awal semester. Biasanya para dosen menetapkan atuaran selama kuliah berlangsung yang akan disepakati keduanya pada semester tersebut. Aturan itu bisa terdiri dari:

A. Attendance
Kehadiran mahasiswa tiap jam pekuliahan ini tidak hanya kehadiran yang dinilai oleh dosennya tetapi juga adanya keaktifan mahasiwa selama jam perkuliahan berlangsung

B. Tugas
Dosen akan memberi tugas kepada mahasiswa. Tugas bisa dikerjakan tiap individu atau kelompok tergantung dosen
.

C. Nilai UTS ( Ujian Tengah Semester )
Ini dilaksanakan tiap tengah semester. Beberapa dosen ada yang memberikan soal UTS tapi ada juga yang tidak

D. Nilai UAS( Ujian Akhir Semester )
Nilai ini akan diperoleh mahasiwa pada akhir asemester dengan mengikuti ujian yang dilaksanakan oleh masing – masing dosen.
IPK kadang menjadi penilaian dasar atau pintu masuk dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya atau untuk memasuki dunia kerja. Namun apabila “hanya” IPK yang di utamakan tanpa di imbangi dengan kemampuan teknis dan kemampuan berorganisasi, pastinya tidak akan dirasa kurang mendukung. Nilai ujian bagus, tugas dan kehadiran yang bagus, akan mendukung untuk mendapatkan IPK yang bagus.
Lalu, IPK yang pas itu berapa sih..??
Banyak kalangan mahasiswa yang mengejar untuk mendapatkan IPK di atas 3,5 bahkan 4,0. Yup, jika memang bisa, kenapa tidak?? Yang menjadi penting berikutnya adalah pertanggung jawaban orang yang memiliki IPK tersebut, bagaimana orang yang bersangkutan mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dan mendapat IPK bagus itu di dalam dunia nyata atau di dalam dunia kerja. Nah, disinilah peran dari kemampuan teknis yang harus dimiliki.
Kelebihan dari memiliki IPK tinggi pastinya adalah kemudahan dalam mengikuti seleksi pekerjaan.
Yap, mengapa saya menulis “mengikuti seleksi pekerjaan” tetapi bukan “mendapat perkerjaan” ? Karena, IPK itu sebagai salah satu syarat administratif dalam mengikuti seleksi pekerjaan. Pastilah dalam membuka lowongan pekerjaan ada syarat IPK minimal yang dicantumkan. Dalam hal ini, mahasiswa dengan IPK tinggi pasti akan lebih unggul. Dalam tahap selanjutnya, disinilah keilmuan, kemampuan teknis dan kemampuan berorganisasi yang lebih berperan. Terkadang dalam suatu proses rekruitasi terdapat proses diskusi dalam kelompok. Disini, peran yang lebih diutamakan adalah kemampuan berorganisasi atau lebih spesifik kemampuan komunikasi.
Setelah memasuki dunia kerja, hampir tak ada bedanya antara yang ber-IPK 4,0 dengan yang ber-IPK 3,0 jika hasil dan posisi pekerjaan sama. Atau bisa jadi yang ber-IPK 4,0 bisa kalah dengan yang ber-IPK 3,0 apabila si 3,0 ternyata lebih cekatan dalam menjalankan kerjanya.
Coba kita ilustrasikan ya gan. Nih saya coba gambarkan dengan IPK dengan race motogp (hihihi)

Dalam setiap race motogp, selalu terdapat sesi kualifikasi dan sesi balapan.
Nah, masa-masa mencari IPK adalah masa kualifikasi untuk menilai seperti apa kemampuan kita. Di dalam motogp, kualifikasi akan menentukan posisi start.
Sudah terbayang??
Kualifikasi bagus akan menentukan posisi start, sama halnya IPK bagus akan menentukan posisi start ketika akan memasuki dunia kerja.
Masa-masa bekerja adalah masa bersaing yang sebenarnya, dalam motogp adalah sesi race.
Pembalap dengan hasil kualifikasi bagus, akan menduduki posisi 1,2 atau 3. Sama halnya dengan ber-IPK tinggi bisa jadi akan berada di baris depan.
Tapi setelah race berjalan, siapa yang bisa menjamin yang berada di posisi start 1 akan juara? Valentino Rossi menjuarai race di Sepang Malaysia, walaupun sebelumnya tersungkur hingga posisi 11 !!

Dari ilustrasi di atas, saya simpulkan bahwa IPK harus diimbangi dengan kemampuan teknis dan juga kemampuan berorganisasi dan pengalaman bekerja agar bisa bersaing dengan pesaing-pesaing kita. Semoga lebih bermanfaat gan :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar