Kamis, 21 Juni 2012

Beginilah Suasana Kerja di ATC Usai Sidak Dahlan

Kamis, 21 Juni 2012 | 07:12 WIB Menara Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. TEMPO/Aditia Noviansyah TEMPO.CO, Jakarta - Tinggi menara Air Traffic Control Bandara Udara Soekarno-Hatta sekitar 60 meter. Dari ketinggian itu, pemandu lalu lintas udara bertugas mengatur pergerakan pesawat terbang. Siang itu, Kamis, 14 Juni 2012, ada tujuh petugas di menara ATC. Sebagian mengenakan headset untuk berkomunikasi dengan pilot. Satu petugas bolak-balik melongok ke arah utara dan selatan. Dia mengatur takeoff dan landing kapal terbang di landasan sepanjang 3.600 meter. Kata Pelaksana Harian General Manager Senior Air Traffic Services Bandara Soekarno-Hatta Mulya Abdi, pengawasan masih dilakukan dari sisi utara saja. Sebab peralatan di bagian selatan belum berfungsi. “Agustus nanti bakal dioperasikan peralatan untuk bagian selatan,” kata Mulya Abdi. Kesibukan tak cuma di menara. Tapi juga pada ruang monitor, di samping menara. Di sana 70-an petugas menghadap monitor, mengawasi jalur penerbangan. Semua terlihat sibuk, tak ada yang santai-santai, apalagi mengisap kretek atau bermain telepon seluler. Suasana yang berbeda kala Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mendatangi tempat itu, Februari 2012 lalu. Kata Mulya, sebelum Dahlan Iskan datang memang ada satu-dua petugas merokok di ruang steril itu. “Sekarang tidak ada lagi,” katanya. Mereka menjadi tertib, hanya merokok di ruang istirahat. Di sana ada televisi, sofa, kursi pijat, dan mesin penyedia kopi, gratis. (Baca: Sidak Dahlan Iskan ke ATC Bandara, Hasilnya Kecewa) Mulya juga mengklaim: manajemen bandara sangat memperhatikan unit ATC. Bahkan di sebelah tempat istirahat disediakan ruang tidur dengan sembilan dipan bertingkat dua untuk petugas lelaki. Di bagian lain, tersedia kamar khusus perempuan. "Aturannya, petugas bekerja maksimal dua jam diselingi istirahat 45 menit,” ujar Mulya. Baca selengkapnya soal pengelolaan ATC Bandara di Majalah Tempo Edisi Pekan Ini CORNILA DESYANA | MAJALAH TEMPO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar