Merdeka.com - Seperti sudah pernah dijabarkan, perpindahan keyakinan seseorang tak lebih dari pilihan pribadi dan gerakan intuisinya melalui sejumlah pengalaman serta bukti-bukti empiris terjadi padanya. Demikian pula dengan keempat mantan pastor dan pendeta sejagat ini. Mereka mengucapkan dua kalimat syahadat setelah mempelajari Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, dan Al-Quran.
Menjadi seorang mualaf membuat perubahan besar dalam diri mereka. Meski harus mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari komunitas gereja, namun tidak ada hal bisa mengubah keyakinan begitu saja, apalagi hanya dimusuhi oleh manusia. Mereka tetap pada pendiriannya, mengakui Allah sebagai Tuhan yang Esa.
Dilansir dari usislam.org, siapa empat pendeta dan pastor paling berpengaruh masuk Islam ini? Berikut ulasannya.
1.
George Anthony
Merdeka.com - Pastor George Anthony seorang imam
Katolik di Sri Lanka. Menjadi seorang pembina umat tentu dia fasih
dengan ajaran Alkitab. Setiap hari kitab suci itu selalu dikajinya
sebagai pedoman hidup seorang pengikut Yesus Kristus. Namun dia semakin
menemukan kontradiksi di dalamnya, apalagi saat menerjemahkannya dalam
bahasa Sinhala. Keraguannya pada Alkitab menjadi-jadi.
Dia memaparkan dalam Esaiah 9:12 disebutkan "Sebuah buku suci akan diberikan pada dia yang tidak pernah belajar sebelumnya, tidak pernah berucap, tidak pernah bisa membaca, dan dia mengatakan saya tak mampu membaca".
Ayat tadi jelas mengacu pada Nabi Muhammad SAW satu-satunya utusan Tuhan dan nabi terakhir yang tidak bisa baca tulis. Ada pula ayat yang berlawanan dengan kepercayaan umat Katolik dan Kristen yakni menganggap Yesus manusia biasa. Kisah Para Rasul 2:22 mengatakan "Hai orang Israel, dengarlah kata-kata ini, Yesus dari Nazareth lelaki yang diutus Tuhan di antara kami dengan mukjizat dan keajaiban seperti dilakukan Tuhan". Ayat ini semakin membuktikan Yesus hanyalah manusia namun dengan pelbagai sifat Tuhan ada di dirinya.
George Anthony setelah menjadi pastor dan belajar sepuluh tahun pelatihan imamat. Kini lelaki mengubah namanya menjadi Abdurrahman ini menyerahkan karirnya sebagai pastor dan bekerja menjadi relawan di Kuwait.
Merdeka.com - Khadija Watson seorang profesor,
pastor, penginjil, pendiri gereja dan misionaris. Dia tercatat menganut
aliran radikal fundamentalis Katolik. Dia juga seorang yang cerdas.
Dalam lima bulan dia meraih gelar Master of Divinity di sebuah seminari.
Perkenalannya pada Islam saat bertemu dengan seorang warga Amerika Serikat baru pulang bekerja dari Arab Saudi dan telah menjadi muslim. Watson mulai bertanya-tanya soal Islam dan demi memuaskan rasa ingin tahunya dia dibawa perempuan itu ke Islamic Center.
Sekian lama belajar soal Katolik Watson dididik mengenal Islam sebagai agama pengrusak dan kitab sucinya Al-Quran menyebarkan ajaran setan. Namun hal itu tidak didapatinya saat berkunjung ke Islamic Center. Dia diterima dengan baik, tanpa intimidasi, tanpa pelecehan, tidak ada manipulasi psikologis. Dia pun diberikan beberapa buku.
Watson membaca seluruhnya buku tentang Islam dan ditulis oleh kalangan muslim. Sebelumnya dia belajar Islam dari buku-buku ditulis kalangan Kristen dan jauh berbeda. Dalam sepekan dia melahap selusin buku.
Dia memaparkan dalam Esaiah 9:12 disebutkan "Sebuah buku suci akan diberikan pada dia yang tidak pernah belajar sebelumnya, tidak pernah berucap, tidak pernah bisa membaca, dan dia mengatakan saya tak mampu membaca".
Ayat tadi jelas mengacu pada Nabi Muhammad SAW satu-satunya utusan Tuhan dan nabi terakhir yang tidak bisa baca tulis. Ada pula ayat yang berlawanan dengan kepercayaan umat Katolik dan Kristen yakni menganggap Yesus manusia biasa. Kisah Para Rasul 2:22 mengatakan "Hai orang Israel, dengarlah kata-kata ini, Yesus dari Nazareth lelaki yang diutus Tuhan di antara kami dengan mukjizat dan keajaiban seperti dilakukan Tuhan". Ayat ini semakin membuktikan Yesus hanyalah manusia namun dengan pelbagai sifat Tuhan ada di dirinya.
George Anthony setelah menjadi pastor dan belajar sepuluh tahun pelatihan imamat. Kini lelaki mengubah namanya menjadi Abdurrahman ini menyerahkan karirnya sebagai pastor dan bekerja menjadi relawan di Kuwait.
2.
Khadijah Watson
Merdeka.com - Khadija Watson seorang profesor,
pastor, penginjil, pendiri gereja dan misionaris. Dia tercatat menganut
aliran radikal fundamentalis Katolik. Dia juga seorang yang cerdas.
Dalam lima bulan dia meraih gelar Master of Divinity di sebuah seminari.Perkenalannya pada Islam saat bertemu dengan seorang warga Amerika Serikat baru pulang bekerja dari Arab Saudi dan telah menjadi muslim. Watson mulai bertanya-tanya soal Islam dan demi memuaskan rasa ingin tahunya dia dibawa perempuan itu ke Islamic Center.
Sekian lama belajar soal Katolik Watson dididik mengenal Islam sebagai agama pengrusak dan kitab sucinya Al-Quran menyebarkan ajaran setan. Namun hal itu tidak didapatinya saat berkunjung ke Islamic Center. Dia diterima dengan baik, tanpa intimidasi, tanpa pelecehan, tidak ada manipulasi psikologis. Dia pun diberikan beberapa buku.
Watson membaca seluruhnya buku tentang Islam dan ditulis oleh kalangan muslim. Sebelumnya dia belajar Islam dari buku-buku ditulis kalangan Kristen dan jauh berbeda. Dalam sepekan dia melahap selusin buku.
3.
David Benjamin Keldani
Merdeka.com - David Benjamin Keldani seorang pastor
Katolik masuk Islam dan memakai nama Abdul Ahad Daud. Dia lahir pada
1867 dan meninggal 1940. Dia lah yang menulis buku terlaris, Muhammad
dalam Alkitab.
Dia menemukan fakta nama Yesus dalam bahasa Periqlytos berarti Ahmad, nama lain Muhammad. Setelah melakukan penelitian, bahkan Kristus sendiri tidak pernah menuliskan mengenai konsep Trinitas. Konsep itu hanya eksis dua abad setelah kematian Yesus.
Dia menemukan fakta nama Yesus dalam bahasa Periqlytos berarti Ahmad, nama lain Muhammad. Setelah melakukan penelitian, bahkan Kristus sendiri tidak pernah menuliskan mengenai konsep Trinitas. Konsep itu hanya eksis dua abad setelah kematian Yesus.
4.
Idris Taufik
Merdeka.com - Penggalan ayat dari surat Al Maidah 83
berbunyi "Ya Allah, kami telah beriman. Catatlah kami sebagai
orang-orang yang bersaksi atas kebenaran Al-Quran dan Nabi Muhammad
SAW", menjadi awal utama ketertarikan mantan pastor Vatikan dan petinggi
Katolik Inggris, kini mengubah namanya menjadi Idris Taufik.
Sejak belajar di Vatikan dan menjadi pastor dua memang bangga pada posisinya namun jauh di dalam lubuk hatinya ada hal tidak benar terutama sekali pelecehan seksual banyak dilakukan pastor-pastor Katolik pada murid mereka.
Kegelisahan hatinya membawa keputusan penting kedua yakni berhenti menjadi pastor di Vatikan dan memulai misi Kristen di Mesir. Di sinilah dia banyak berinteraksi dengan kaum muslim dan belajar Islam. Baginya, warga Ibu Kota Kairo amat lembut namun memegang ajaran teguh agama mereka.
Jelas saja Taufik terkejut melihat kenyataan ini lantaran di pelbagai media Barat Islam digambarkan hanya soal bom bunuh diri dan ekstremis. Ini mengesankan Islam merupakan agama bermasalah namun Taufik akhirnya bisa menemukan indahnya menjadi muslim.
Paling mengejutkannya, saat azan memanggil untuk salat, ribuan toko tutup dan seluruh orang berduyun-duyun ke masjid untuk beribadah. Sebagai misionaris, Taufik mengajar Studi Keagamaan. Dia mempelajari semua agama dunia termasuk Islam. Hingga satu hari ada ayat Al-Quran berbunyi "Dan saat mereka diperdengarkan wahyu dari Allah diterima Muhammad SAW, kamu akan melihat mata mereka menggenang sebab mengakui kebenaran Allah SWT".
Taufik tertegun mendengarnya. Tak terasa air matanya keluar dan dia berusaha menyembunyikan itu dari siswanya. Saat itu juga dia menerima Islam sebagai agamanya.
Sejak belajar di Vatikan dan menjadi pastor dua memang bangga pada posisinya namun jauh di dalam lubuk hatinya ada hal tidak benar terutama sekali pelecehan seksual banyak dilakukan pastor-pastor Katolik pada murid mereka.
Kegelisahan hatinya membawa keputusan penting kedua yakni berhenti menjadi pastor di Vatikan dan memulai misi Kristen di Mesir. Di sinilah dia banyak berinteraksi dengan kaum muslim dan belajar Islam. Baginya, warga Ibu Kota Kairo amat lembut namun memegang ajaran teguh agama mereka.
Jelas saja Taufik terkejut melihat kenyataan ini lantaran di pelbagai media Barat Islam digambarkan hanya soal bom bunuh diri dan ekstremis. Ini mengesankan Islam merupakan agama bermasalah namun Taufik akhirnya bisa menemukan indahnya menjadi muslim.
Paling mengejutkannya, saat azan memanggil untuk salat, ribuan toko tutup dan seluruh orang berduyun-duyun ke masjid untuk beribadah. Sebagai misionaris, Taufik mengajar Studi Keagamaan. Dia mempelajari semua agama dunia termasuk Islam. Hingga satu hari ada ayat Al-Quran berbunyi "Dan saat mereka diperdengarkan wahyu dari Allah diterima Muhammad SAW, kamu akan melihat mata mereka menggenang sebab mengakui kebenaran Allah SWT".
Taufik tertegun mendengarnya. Tak terasa air matanya keluar dan dia berusaha menyembunyikan itu dari siswanya. Saat itu juga dia menerima Islam sebagai agamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar