Tarif listrik prabayar setelah
dihitung justru lebih mahal daripada listrik pascabayar dan lebih
membebani masyarakat kecil. Akhir-akhir ini PLN gencar menghimbau
pelanggan agar beralih (migrasi) ke penggunaan listrik prabayar.
Alih-alih menyajikan berbagai keunggulan program tersebut, nyatanya
budget yang harus kami keluarkan lebih besar daripada sebelum bermigrasi
ke listrik prabayar.
Anehnya lagi, kami menerima
surat nomor : 033/161/UPJBGRBRT/2011 tanggal 24 Januari 2011 dari PLN
UPJ Bogor Barat Jl raya Semplak, yang mengharuskan kami bermigrasi dari
listrik pascabayar menjadi prabayar (surat masih saya simpan).
Sebelumnya kami mendukung saja program tersebut karena banyak keunggulan
dan kami awam soal program itu.
Namun setelah satu bulan kami
rasakan pengeluaran untuk biaya listrik menjadi lebih besar. Lihat saja
perhitungan berikut. Kami dikenakan biaya Rp20.000 untuk pemasangan alat
listrik prabayar yang kemudian diganti dengan pulsa/token 33 kWh.
Katakanlah biaya pemasangan tersebut gratis karena diganti pulsa
listrik. Kemudian kami membeli pulsa senilai Rp100 ribu melalui ATM.
Nilai uang tersebut setara dengan 158 kWh setelah dipotong PPN dan
administrasi bank senilai Rp5.000. Jadi biaya yang kami keluarkan
Rp120.00 untuk 191 kWh( 33 kWh + 158 kWh). Kemudian kami bandingkan
dengan Simulasi untuk tarif listrik pascabayar yang kami coba melalui
website : www.pln.co.id. Untuk pemakaian 191 kWh dengan golongan tarif
rumah tangga dan batas daya 900 VA dirumah kami, hanya membutuhkan biaya
Rp105.145, itupun sudah termasuk biaya beban.
Berikut kutipan lampiran surat yang kami terima dan tanggapan kami yang tidak sesuai dengan kenyataan :
Keuntungan dan Manfaat listrik Pra Bayar :
- Tidak ada pencatatan kWh
meter; Nyatanya listrik pascabayar di rumah kami tidak dilakukan
pencatatan dari Agustus 2010 sampai dengan migrasi ke pra bayar
(Februari 2011). Selama itu kami hanya membayar beban saja melalui ATM.
- Tidak ada sanksi pemutusan; Benar memang tidak ada pemutusan karena kami mengelola sendiri kebutuhan listrik kami.
- Tidak dikenakan beban bulanan;
Nyatanya tarif listrik prabayar lebih mahal dari pascabayar walaupun
tarif pascabayar yang dikeluarkan sudah termasuk beban (lihat simulasi).
- Tarif listrik prabayar sama
dengan Pascabayar; Nyatanya tarif prabayar lebih mahal sesuai simulasi
(Rp120.000 dibagi 191 kWh adalah setara dengan Rp628 per 1 kWh sedangkan
pasca bayar adalah Rp105.145 dibagi 191 kWh adalah setara dengan Rp550
per 1 kWh, ini hitungan kasar karena PPn, biaya administrasi bank dan
beban bulanan masuk dalam perhitungan, tetapi tetap harga per kWh pra
bayar lebih besar)
- Kemudahan pembelian token; sebenarnya sama รข€“ sama mudah dengan pembayaran listrik pasca bayar juga dapat melalui ATM
- Mengendalikan pemakaian sendiri; benar kita mengendalikan pemakaian listrik sendiri
- Pembelian token diseuaikan
kemampuan; benar, lebih benar lagi karena biaya listrik merupakan biaya
rutin yang dikeluarkan maka idealnya justru lebih besar pengeluaran kita
tiap bulan karena tarif pra bayar lebih mahal. Misalnya dalam 1 bulan
kita butuh 190 kWh maka mau tidak mau kita harus membeli sejumlah token
itu tiap bulan dengan uang yang keluar lebih besar dibandingan dengan
tagihan yang dikeluarkan melalui listri pasca bayar 190 kWh.
- Privasi tidak terganggu;
benar, lebih benar lagi biasanya rumah yang berpagar dan terkunci,
langkah aman kita pasang papan angka meter yang dijual di swalayan untuk
memberitahukan angka meter yang terpakai tiap bulan supaya tidak
terganggu privasi. Namun demikian terkadang petugas malas mencatat
(langkah ini sudah kami lakukan waktu masih menggunakan listrik pasca
bayar).
Bisakah kami menggunakan listrik
pascabayar kembali? Harusnya bisa karena ini hak konsmen untuk memilih.
Tolong sosialisasikan program ini dengan gamblang. Jangan mengambil
keuntungan dengan ke-awam-an kami dan jangan berorientasi bisnis karena
PLN idealnya untuk rakyat.
Tolong PLN menanggapi hal ini. Jangan sampai rakyat terbebani biaya listrik.
PLN tidak ada bedanya dengan penjajah , yang suka bodohi rakyat dengan listrik pintarnya (( katanya sich )), tapi malah sengsarakan rakyat.......!!!!!!!!!!!
BalasHapusPLN tidak ada bedanya dengan penjajah , yang suka bodohi rakyat dengan listrik pintarnya (( katanya sich )), tapi malah sengsarakan rakyat.......!!!!!!!!!!!
BalasHapus