IP....IPK......IP......IPK.....???????!!!!!!!!
Kali ini saya akan menjelaskan
tentang IP dan IPK, kebetulan saya kemarin abis KHS (Kartu Hasil Study) an gan
^^”
Jujur sebelum bikin postingan
ini saya sempat sedih lihat KHS gan, IP udah meningkat, tapi kok IPKnya itu
agak mengganjel pikiran. Nah saya bertanya2, apa bedanya IP dan IPK? Mengapa hasilnya
berbeda di KHS? Apa IP dan IPK saya terbilang bagus? Semua pertanyaan di otak
saya ini sempat saya curhatkan dan seseorang yang cerewet disana menasihati
saya supaya tetap bersyukur dan cari2 cara supaya saya lebih meningkatkan lagi
kerja keras saya (hehe, makasih banyak ya ^^). Daaaan.. terpikir abis sahur ini
saya cari2 di berbagai sumber ternyata hasilnya gak jelek kok. Benar, saya
harus bersyukur, ini kerja keras murni saya J
Hehe maaf jadi curhat ya gan. Ginii,
ternyata IP dan IPK itu ada rumusnya lhoo..
Nah, sebenernya IP dan IPK tu
bedanya apa sih? Sejauh apa kamu tau tentang keduanya? Ngaruh apa gak sih di
KHS? Sabaar.. saya jelasin satu2 yaa..hehe
Pertama buat yang belum tau
KHS, KHS itu Kartu Hasil Study yang bentuknya bukan kartu. Lebih mirip kertas
lebar ato cetakan bro, artinya sih sama kayak kita sekolah dulu. Yap, KHS itu
rapor kita selama semesteran.
Kalo dulu waktu sekolah kita
liat nilai masing2 pelajaran dan rata2 nih, di KHS kita liat IP dan IPK gan. Nah
berikut penjelasan IP dan IPK
A. IP ( Indeks
Prestasi)
Jadi gini. IP itu didapat dari hasil belajar kita, per
matkul (mata kuliah).Ssetiap matkul akan memiliki nilai
akhir yang dilambangkan dengan huruf, mulai A sampai D atau E. Masing-masing
huruf memiliki nilai, misalnya 4 untuk A, 3 untuk B, dsb. Nantinya, nilai per
matkul akan dikalikan dengan jumlah SKS matkul tersebut. Lalu, dijumlahkan
untuk semua matkul dalam satu semester. Didapatlah nilai mutu. Lalu, bagikan
dengan jumlah SKS satu semester. Didapatlah IP.
Masih bingung? Kalo bingung, mari kita pakai ilustrasi.
Misalkan nih si A mengambil matkul berikut di
semester pertama :
Matematika (3 SKS)
Fisika (3 SKS)
B. Inggris (2 SKS)
Agama (2 SKS)
Jika
ditotal, maka A mengambil 10 SKS. Lalu, di akhir semester, KHSnya si A
keluar nih. Hasilnya
misal seperti ini
:
Matematika = B
Fisika = A-
B. Inggris = B
Agama = A
Lalu,
bagaimana menghitung IP? Sabar, kita hitung total nilai mutu dulu. Kalikan
jumlah SKS dengan nilai yang diterima, untuk tiap matkul. Berikut ini huruf2
yang mengandung nilai dan biasanya tiap2 universitas
terapkan :
A
(4,0)
A- (3,7)
B+ (3,3)
B (3,0)
B- (2,7)
C+ (2,3)
C (2,0)
D (1,0)
E (0,0)
Nah terus
hitung total mutunya yuk !
Matematika 3 SKS X 3,0
= 9,0
Fisika 3 SKS X 3,7
= 11,1
B. Inggris 2 SKS X 3,0
= 6,0
Agama
2 SKS X 4,0 = 8,0
Total mutu
= 34,1
Next, bisa
didapat IP nya :
IP = Total mutu : total SKS
IP = 34,1 : 10 = 3,41
Nah, itulah
IP si A untuk semester pertama. Trus, kok di judulnya ada IPK? Ya IPK itu
Indeks Prestasi Kumulatif. Dari namanya, harusnya kamu udah tau kalo IPK itu
rata-ratanya IP. IPK maba semester satu akan sama dengan IP nya. Karena, hanya
satu IP yang akan dirata-ratakan.
Bagaimana
cara mencari IPK? Mudah kok. Kamu harus mencari total mutu semua matkul yang
sudah kamu ambil, lalu bagikan dengan total SKS semuanya (bukan hanya satu
semester).
B. IPK (Indeks
Prestasi Kumulatif)
Yap, seperti sebelumnya
dijelaskan, IPK itu rata-ratanya IP. Nih, saya jelaskan pakai ilustrasi yaa
Ambil contoh
si A sudah semester dua. Di semester dua ini, dia mengambil 13 SKS, yaitu :
Sastra Indonesia (4 SKS)
Ekonomi (3 SKS)
Biologi (3
SKS)
Olahraga (1
SKS)
Antropologi (2 SKS)
Si A pun mendapat nilai masing-masing :
Sastra Indonesia B-
Ekonomi D
Biologi C
Olahraga A
Antropologi B+.
Nah mari kita cari IP semester duanya :
Sastra Indonesia 4 SKS X
2,7 = 10,8
Ekonomi
3 SKS X
1,0 = 3,0
Biologi
3 SKS X 2,0 = 6,0
Olahraga 1 SKS X
4,0 = 4,0
Antropologi 2 SKS X
3,3 = 6,6
Total mutu
= 30,4
IP nya
adalah 30,4 : 13 = 2,34.
Turun banget
ya? Tenang, ini hanya contoh.
Lalu,
bagaimana mencari IPK? IPK beda dengan IP, dalam menghitung IPK, nilai mutu
matkul yang tidak lulus (biasa yang di bawah C,tiap
universitas berbeda) tidak
diikutsertakan. Singkatnya, matkul yang lulus saja yang dimasukkan dalam
perhitungan. Kalau IP mah, semua ikut dihitung.
Berarti :
Semester I = 34,1
(10 SKS)
Semester II =
27,4 (10 SKS) (ingat, Biologi ga lulus jadi ga ikut)
Total mutu
= 61,5 (20 SKS)
IPK
= 61,5 : 20 = 3,075
Nah, dari
hasil hitung-hitungan kita di atas, bisa kita ambil kesimpulan yang bisa
dijadikan pertimbangan buat kita semua :
·
Jangan
sampai ada matkul yang tidak lulus, karena akan membuat IP rendah
·
Hati-hati
dengan matkul yang SKS nya besar, karena jika mendapat nilai rendah, IP juga
akan rendah, begitu pun sebaliknya
·
Jaga IP agar
tetap stabil, supaya IPK tetap tinggi
·
Perhatikan
persentasi nilai yang diberikan dosen di awal kuliah. Targetkan nilai tinggi di
bagian yang persentase besar (seperti UTS dan UAS) agar nilai akhir matkul
tinggi
·
Jika ingin
lebih mudah mendapat IP tinggi, jangan ambil SKS terlalu banyak, kecuali
kamu bisa handle dengan baik tuh J
Nah, IPK itu
penting gak sih..???
IPK dapat diperoleh dengan adanya kerjasama antara dosen dan mahasiswa.
Dosen akan memberikan nilai kepada mahasiswa sebelum kuliah dimulai pada awal
semester. Biasanya para dosen menetapkan atuaran selama kuliah berlangsung yang
akan disepakati keduanya pada semester tersebut. Aturan itu bisa terdiri dari:
A. Attendance
Kehadiran mahasiswa tiap jam pekuliahan ini tidak hanya kehadiran yang dinilai oleh dosennya tetapi juga adanya keaktifan mahasiwa selama jam perkuliahan berlangsung
B. Tugas
Dosen akan memberi tugas kepada mahasiswa. Tugas bisa dikerjakan tiap individu atau kelompok tergantung dosen.
C. Nilai UTS ( Ujian Tengah Semester )
Ini dilaksanakan tiap tengah semester. Beberapa dosen ada yang memberikan soal UTS tapi ada juga yang tidak
D. Nilai UAS( Ujian Akhir Semester )
Nilai ini akan diperoleh mahasiwa pada akhir asemester dengan mengikuti ujian yang dilaksanakan oleh masing – masing dosen.
IPK kadang menjadi penilaian dasar atau pintu masuk
dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya atau untuk memasuki dunia kerja.
Namun apabila “hanya” IPK yang di utamakan tanpa di imbangi dengan kemampuan
teknis dan kemampuan berorganisasi, pastinya tidak akan dirasa kurang
mendukung. Nilai ujian bagus, tugas dan kehadiran yang bagus, akan mendukung
untuk mendapatkan IPK yang bagus.
Lalu, IPK yang pas itu berapa sih..??
Banyak kalangan mahasiswa yang mengejar untuk mendapatkan IPK di atas 3,5 bahkan 4,0. Yup, jika memang bisa, kenapa tidak?? Yang menjadi penting berikutnya adalah pertanggung jawaban orang yang memiliki IPK tersebut, bagaimana orang yang bersangkutan mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dan mendapat IPK bagus itu di dalam dunia nyata atau di dalam dunia kerja. Nah, disinilah peran dari kemampuan teknis yang harus dimiliki.
Banyak kalangan mahasiswa yang mengejar untuk mendapatkan IPK di atas 3,5 bahkan 4,0. Yup, jika memang bisa, kenapa tidak?? Yang menjadi penting berikutnya adalah pertanggung jawaban orang yang memiliki IPK tersebut, bagaimana orang yang bersangkutan mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dan mendapat IPK bagus itu di dalam dunia nyata atau di dalam dunia kerja. Nah, disinilah peran dari kemampuan teknis yang harus dimiliki.
Kelebihan dari memiliki IPK tinggi pastinya adalah kemudahan dalam
mengikuti seleksi pekerjaan.
Yap, mengapa
saya menulis “mengikuti seleksi pekerjaan” tetapi bukan “mendapat perkerjaan” ?
Karena, IPK itu sebagai salah satu syarat administratif dalam mengikuti seleksi
pekerjaan. Pastilah dalam membuka lowongan pekerjaan ada syarat IPK minimal
yang dicantumkan. Dalam hal ini, mahasiswa dengan IPK tinggi pasti akan lebih
unggul. Dalam tahap selanjutnya, disinilah keilmuan, kemampuan teknis dan
kemampuan berorganisasi yang lebih berperan. Terkadang dalam suatu proses
rekruitasi terdapat proses diskusi dalam kelompok. Disini, peran yang lebih
diutamakan adalah kemampuan berorganisasi atau lebih spesifik kemampuan
komunikasi.
Setelah memasuki dunia kerja, hampir tak ada bedanya antara yang ber-IPK
4,0 dengan yang ber-IPK 3,0 jika hasil dan posisi pekerjaan sama. Atau bisa
jadi yang ber-IPK 4,0 bisa kalah dengan yang ber-IPK 3,0 apabila si 3,0
ternyata lebih cekatan dalam menjalankan kerjanya.
Coba kita
ilustrasikan ya gan. Nih saya coba gambarkan dengan IPK dengan race motogp (hihihi)
Dalam setiap race motogp, selalu terdapat sesi kualifikasi dan sesi balapan.
Nah, masa-masa mencari IPK adalah masa kualifikasi untuk menilai seperti apa kemampuan kita. Di dalam motogp, kualifikasi akan menentukan posisi start.
Sudah terbayang??
Kualifikasi bagus akan menentukan posisi start, sama halnya IPK bagus akan
menentukan posisi start ketika akan memasuki dunia kerja.
Masa-masa bekerja adalah masa bersaing yang sebenarnya, dalam motogp adalah sesi race.
Pembalap dengan hasil kualifikasi bagus, akan menduduki posisi 1,2 atau 3. Sama halnya dengan ber-IPK tinggi bisa jadi akan berada di baris depan.
Tapi setelah race berjalan, siapa yang bisa menjamin yang berada di posisi start 1 akan juara? Valentino Rossi menjuarai race di Sepang Malaysia, walaupun sebelumnya tersungkur hingga posisi 11 !!
Masa-masa bekerja adalah masa bersaing yang sebenarnya, dalam motogp adalah sesi race.
Pembalap dengan hasil kualifikasi bagus, akan menduduki posisi 1,2 atau 3. Sama halnya dengan ber-IPK tinggi bisa jadi akan berada di baris depan.
Tapi setelah race berjalan, siapa yang bisa menjamin yang berada di posisi start 1 akan juara? Valentino Rossi menjuarai race di Sepang Malaysia, walaupun sebelumnya tersungkur hingga posisi 11 !!
Dari ilustrasi di atas, saya simpulkan bahwa IPK harus diimbangi dengan kemampuan teknis dan juga kemampuan berorganisasi dan pengalaman bekerja agar bisa bersaing dengan pesaing-pesaing kita. Semoga lebih bermanfaat gan :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar