Rabu, 07/01/2015 20:05 WIB
Citra Wahidahtul Janah (Foto: detikNews)
Jakarta, Senyumnya manis menggoda, tidak seperti pahit
rasa jamu di benak orang kebanyakan. Citra namanya, seorang penjual jamu
gendong berparas cantik asal Purworejo, Jawa Tengah, yang bercita-cita
menjadi guru matematika.
"Awalnya cuma bantu-bantu bulik (tante) saya saja," kata pemilik nama lengkap Citra Wahidahtul Janah ini, saat ditanya detikHealth tentang alasannya berjualan jamu gendong.
Selain berjualan jamu gendong, perempuan berusia 21 tahun ini juga tercatat sebagai mahasiswi semester 5 jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Purworejo. Tak terlalu mengherankan jika ia bercita-cita ingin menjadi seorang pengajar.
Citra mengaku tidak setiap hari berkeliling menjajakan jamu gendong. Untuk berjualan, penggemar jamu kunyit asam seduhan jamu pegal linu ini hanya memanfaatkan waktu luang saat tidak ada jadwal kuliah.
"Jualannya nggak setiap hari karena saya juga masih meneruskan kuliah. Jadi kadang titip-titip di tukang sayur," kata ibu muda dari seorang anak ini, seperti ditulis pada Rabu (7/1/2015).
Terkait pekerjaannya sebagai penjual jamu gendong, Citra mengaku tidak pernah merasa malu. Penghasilannya memang tidak seberapa, namun diakuinya cukup untuk membantu membiayai kuliahnya. "Kalau malu, saya nggak bisa kuliah," katanya.
Citra menilai popularitas jamu di kalangan anak muda memang masih rendah. Oleh karenanya, penyandang gelar Ratu Jamu Indonesia 2014 dari PT Jamu Jago ini menilai positif program kampanye minum jamu yang tengah digalakkan oleh beberapa kementerian.
Persepsi bahwa jamu rasanya pahit, menurut Citra paling membuat kaum muda enggan mencoba minum jamu. Padahal tidak semua jamu rasanya pahit, dan yang pasti obat tradisional ini lebih aman dari risiko efek samping.
"Jangan pernah takut minum jamu. Jangan takut pahit, toh obat-obat di warung juga pahit," pesan Citra yang saat ini tengah menabung untuk membuka depot jamu seduh kecil-kecilan.
(up/vit)
"Awalnya cuma bantu-bantu bulik (tante) saya saja," kata pemilik nama lengkap Citra Wahidahtul Janah ini, saat ditanya detikHealth tentang alasannya berjualan jamu gendong.
Selain berjualan jamu gendong, perempuan berusia 21 tahun ini juga tercatat sebagai mahasiswi semester 5 jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Purworejo. Tak terlalu mengherankan jika ia bercita-cita ingin menjadi seorang pengajar.
Citra mengaku tidak setiap hari berkeliling menjajakan jamu gendong. Untuk berjualan, penggemar jamu kunyit asam seduhan jamu pegal linu ini hanya memanfaatkan waktu luang saat tidak ada jadwal kuliah.
"Jualannya nggak setiap hari karena saya juga masih meneruskan kuliah. Jadi kadang titip-titip di tukang sayur," kata ibu muda dari seorang anak ini, seperti ditulis pada Rabu (7/1/2015).
Terkait pekerjaannya sebagai penjual jamu gendong, Citra mengaku tidak pernah merasa malu. Penghasilannya memang tidak seberapa, namun diakuinya cukup untuk membantu membiayai kuliahnya. "Kalau malu, saya nggak bisa kuliah," katanya.
Citra menilai popularitas jamu di kalangan anak muda memang masih rendah. Oleh karenanya, penyandang gelar Ratu Jamu Indonesia 2014 dari PT Jamu Jago ini menilai positif program kampanye minum jamu yang tengah digalakkan oleh beberapa kementerian.
Persepsi bahwa jamu rasanya pahit, menurut Citra paling membuat kaum muda enggan mencoba minum jamu. Padahal tidak semua jamu rasanya pahit, dan yang pasti obat tradisional ini lebih aman dari risiko efek samping.
"Jangan pernah takut minum jamu. Jangan takut pahit, toh obat-obat di warung juga pahit," pesan Citra yang saat ini tengah menabung untuk membuka depot jamu seduh kecil-kecilan.
(up/vit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar