Jakarta (Antara) - Menteri BUMN Dahlan Iskan
menginstruksikan PT Garuda Indonesia Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa (RUPSLB) terkait dengan makin membengkaknya kerugian
perusahaan itu.
"Garuda ruginya sangat besar. Saya minta Senin (1/9), direksi sudah
menyampaikan laporan bagaimana menyelamatkan keuangan perusahaan" kata
Dahlan, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.
Menurut Dahlan, kondisi keuangan perusahaan penerbangan "plat merah"
tersebut dalam keadaan yang sulit sehingga harus segera ada langkah yang
konkrit dari manajemen.
Pada semester I 2014 Garuda membukukan rugi bersih 211,7 juta dolar
AS atau setara dengan Rp2,3 triliun, membengkak dibandingkan rugi bersih
periode sama 2013 sebesar 10,7 juta dolar AS.
Sementara rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk tercatat 200,38 juta dolar AS, melonjak dibandingkan
dengan sebelumnya 11,39 juta dolar AS.
Salah satu penyebab memburuknya kinerja Garuda adalah rugi selisih
kurs yang melonjak tajam menjadi 12,86 juta dolar AS dibandingkan dengan
1,41 juta dolar AS pada semester I 2013.
Selain itu, beban usaha Perseroan melonjak menjadi 14,75 persen atau
menjadi 1,9 miliar dolar AS dari sebelumnya 1,7 miliar dolar AS.
Pada kesempatan itu Dahlan juga mengatakan akan ada penggantian Dirut
Garuda Emirsyah Satar yang masa tugasnya habis pada Oktober 2014.
Ia mengisyaratkan sudah mengantongi nama-nama calon Dirut Garuda pengganti Emirsyah.
"Calonnya bisa dari dalam dan dari luar perusahaan. Sudah disampaikan ke Tim Penilai Akhir," katanya.
Meski begitu Dahlan tidak menyebutkan lebih rinci nama-nama calon yang dimaksud.
Ia hanya menyebutkan bahwa keputusannya diserahkan kepada pemerintah.
"Terserah saja. Bisa pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono atau diputuskan pada pemerintahan presiden terpilih Joko
Widodo," ujar Dahlan.
Saat ini sejumlah nama disebut-sebut bersaing menjadi orang nomor satu di Garuda.
Seorang sumber di Kementerian BUMN menyebutkan, saat ini nama calon
sudah mengerucut menjadi tiga nama, Elisa Lumbantoruan (mantan Direktur
Garuda Indonesia), Rinaldi Firmansyah (mantan Dirut PT Telkom), dan Arif
Wibowo (Direktur Utama Citilink).(rr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar