Rabu, 23 Maret 2016

10 BIAYA TAMBAHAN DALAM JUAL BELI RUMAH YANG PERLU DIKETAHUI



Gambar Rumah Sederhana

Pada proses jual-beli rumah ada biaya lebih yang perlu dikeluarkan baik oleh pihak pembeli ataupun penjual. Kebanyakan dari para pembeli atau penjual rumah baru kurang mengetahui hal ini, sehingga tidak mendapatkan (saat jual) atau pun mengeluarkan (saat beli) uang yang sesuai dengan harapannya.

Hal ini kurang dipahami karena biasanya persoalan ini diurus oleh developer selaku penjual rumah baru. Akibatnya, ketika proses jual–beli rumah seken kedua belah pihak kurang memahaminya.

Nah, daripada merasa tertipu nantinya, ada baiknya Anda mengenal 10 biaya tambahan dalam jual–beli rumah, baik yang dibebankan kepada pembeli, atau pun yang dibebankan kepada penjual.

Gambar Rumah Sederhana

Berikut di antaranya:

1. PPh

Umumnya biaya ini dibebankan kepada penjual dengan biaya yang sudah ditentukan, yakni 5% dari harga jual.  Contoh, jika Anda menjual rumah seharga Rp 1.000.000.000, maka biaya PPh yang dikeluarkan adalah Rp 50.000.000 (Rp 1.000.000.000 x 5%).

2. BPHTB

BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan merupakan pajak jual–beli yang dibebankan kepada pembeli. Hanya saja, besaran BPHTB agak berbeda, yakni 5% dari harga beli dikurangi NJOPTKP/NPTKP (Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak). Besaran NJOPTKP berbeda–beda tergantung dari wilayahnya.

Contoh, jika Anda membeli rumah seharga Rp 500.000.000 dengan NJOPTKP/NPTKP senilai Rp 60.000.000, maka biaya BPHTB yang dikeluarkan pembeli adalah Rp 22.000.000 (5% x [Rp 500.000.000 – Rp 60.000.000]).

3. PPN

Pajak Pertambahan Nilai dibebankan kepada pembeli untuk properti primary (rumah baru) senilai 10% dari harga rumah. Properti yang kena PPN nilainya di atas Rp 36 juta.

Contoh, jika Anda membeli rumah seharga Rp 500.000.000, maka biaya PPN yang dikeluarkan adalah Rp 50.000.000 (Rp 500.000.000 x 10%).

4. PPnBM

PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah) dibebankan kepada pembeli properti yang tergolong barang mewah. Untuk saat ini, properti yang tergolong PPnBM adalah bila luas bangunannya di atas 150 m2. Besarannya adalah 20% dari harga jual. Perlu diketahui, PPnBM tidak berlaku untuk jual-beli rumah/tanah antar perorangan, PPnBM hanya berlaku jika pihak pembeli membeli properti langsung dari developer.

5. Biaya Cek Sertifikat

Tujuannya untuk mengetahui bahwa properti Anda tidak berada di atas lahan sengketa. Dilakukan di kantor BPN, sarat pengajuannya adalah sertifikat asli dan kondisi rumah yang dibeli tidak dalam sengketa (catatan blokir, sita dari bank, sertifikat ganda, dan sebagainya).

Nilai biaya yang dibebankannya pun berbeda–beda tergantung dari wilayahnya. Namun, umumnya berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 300.000.

6. Biaya AJB

Sebelum mengurus AJB (Akta Jual Beli), ada beberapa prosedur yang harus dipenuhi. Seperti pemeriksaan sertifikat, pembayaran PBB, melunasi PPh, BPHTB dan syarat lainnya dengan besaran yang juga tak bisa ditentukan. Biasanya adalah 0,5%-1% dari harga jual. Biaya AJB ditanggung oleh pembeli, tapi bisa juga melalui kesepakatan antar penjual dan pembeli supaya biaya tersebut ditanggung bersama.

Perlu diketahui, menurut PP No.37 tahun 1998 pasal 2 ayat 1, AJB dibuat oleh PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah), bukan notaris ataupun BPN.

7. BBN

BBN (Biaya Balik Nama) diurus oleh PPAT setempat bersamaan dengan AJB. Proses balik nama baru bisa dikeluarkan jika masing-masing dari pembeli dan penjual telah melunasi PPh, BPHTB, PBB, serta syarat lainnya.

Umumnya, balik nama paling cepat 2 minggu dan paling lama 3 bulan karena kantor PPAT mengurus balik nama sertifikat ke kantor BPN secara kolektif. Besar biayanya adalah (1/1000 x NJOP) + Rp 50.000. Besar NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak) berbeda-beda tergantung dari lokasi rumah tersebut.

8. PNBP

PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) biasanya dibayarkan sekaligus saat pengajuan BBN dengan anggaran (1/1000 x harga jual rumah) + Rp 50.000. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku di BPN telah mengatur hal ini.

9. Biaya Notaris

Ada beberapa hal terkait jual–beli rumah yang perlu melibatkan notaris, di antaranya adalah:

  • Biaya cek sertifikat, Rp 100.000
  • Biaya SK, Rp 1.000.000
  • Biaya validasi pajak, Rp 200.000
  • Biaya AJB, Rp 2.400.000
  • Biaya BBN, Rp 750.000
  • Biaya SKHMT (Surat Kuasa Hak Membebankan hak Tanggungan), bila kredit Rp 250.000
  • Biaya APHT (Akte Pemberian Hak Tanggungan), bila kredit Rp 1.200.000
Jika ditotal, semua biaya untuk notaris sekitar Rp 5.000.000. Namun, biaya ini tergantung dari notaris yang ditunjuk. Biaya bisa saja lebih mahal dari itu, atau bahkan lebih murah.

10. Biaya Asuransi

Biaya ini dibebankan untuk memberi rasa aman kepada pembeli kalau-kalau terjadi bencana pada rumah tersebut. Misalnya kebakaran dan lain sebagainya. Meski besar biaya preminya tak bisa ditentukan, namun secara umum, polis standar kebakaran sekitar 0,5% dari nilai total aset.

Contoh, premi untuk rumah seharga Rp 500.000.000 adalah Rp 250.000 (Rp 500.000.000 x 0,5%).

Tambahan:
Jenis–jenis biaya dan pajak di atas umumnya dibebankan bila Anda membeli rumah secara tunai. Jika rumah dibeli secara kredit, maka ada perhitungan biaya lain seperti, biaya KPR (DP, biaya provisi, appraisal, administrasi, dan sebagainya), pajak rumah, listrik, dan lain sebagainya.

Rabu, 09 Maret 2016

RYGB, OPERASI BYPASS LAMBUNG UNTUK BANTU DIABETES

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Kamis, 10/03/2016 07:35 WIB
 RYGB, Operasi Bypass Lambung untuk Bantu Sembuhkan Diabetes 
Foto: Radian Nyi Sukmasari
Guangzhou, Operasi bypass lambung selama ini berkaitan erat dengan upaya penurunan berat badan. Namun kini, operasi bypass lambung disebut bisa membantu menyembuhkan diabetes.

Profesor Wu Liang Ping dari Guangzhou Chinese Medical University JinShaZhou Hospital Asia-Pacific Bariatric and Diabetes Center menyebutkan, umumnya ada tiga jenis operasi bypass lambung yang paling banyak diterapkan di seluruh dunia yakni Loop Duodenojojunal Bypass with Sleeve Gastrectomy (LDJB-SG), Roux en-Y Gastric Bypass (RYGB), dan pengikatan lambung yang kini mulai jarang diterapkan, khususnya di China.

"Roux en-Y Gastric Bypass (RYGB),ditujukan untuk mereka yang gemuk dan mengidap diabetes. Prosedur ini membantu meredakan gula darah. Prosedurnya minimal invasif, sederhananya merupakan modifikasi dari laparoskopi," tutur Prof Wu di Guangzhou Chinese Medical University JinShaZhou Hospital, Guangzhou, China, Rabu (10/3/2016).

Dengan menggunakan teknologi tinggi, RYGB dilakukan dengan membuat tusukan dan luka kecil di perut.RYGB mengubah aliran makanan di lambung dengan memotong bagian atas lambung yang kemudian disambungkan dengan sebagian usus halus. Kemudian, sisa bagian lambung yang ditinggalkan tetap ada untuk sekresi enzim pencernaan yang nantinya akan bertemu dengan makanan di bagian usus halus lainnya.

"Operasi ini bisa obati diabetes karena setelah penggantian jalur, penyerapan makanannya akan berbeda. Sel islet pada pankreas juga akan membaik karena kerjanya berkurang sehingga kadar insulin juga akan membaik. Dengan membaiknya kadar insulin dan terkontrolnya gula darah, maka pasien bisa tidak lagi mengonsumsi obat diabetes dan komplikasi seperti gangguan penglihatan setidaknya bisa membaik," lanjut Prof Wu.

Ia menambahkan, penelitian di Amerika selama 15 tahun menunjukkan bahwa setelah operasi, hampir 80 persen pasien bisa meredakan gula darahnya. Di China, hampir 91,7 persen pasien yang menjalani operasi ini menunjukkan perbaikan kadar gula darah.  Pasca dioperasi, pasien sudah bisa beraktivitas lagi keesokan harinya dan bisa pulih sekirtar 3-5 hari kemudian. Selama 3 bulan pertama setelah operasi pasien harus mengonsumsi makanan lunak dan harus mengunyahnya dengan lebih pelan.

Sementara, LDJB-SG lebih sering digunakan pada pasien obesitas tanpa penyakit penyerta seperti diabetes, ataupun jika ada diabetes yang masih tahap awal, kemudian berusia cukup muda. LDJB-SG memperkecil ukuran lambung dan diatur kembali aliran sistem pencernaan di lambung.



"Sementara Sleeve gastrektomi belum banyak digunakan, terutama di Asia. Namun, prosedur ini kami lakukan di China untuk pasien obesitas saja guna menurunkan berat badannya," kata Prof Wu.

Khusus prosedur RYGB, di Guangzhou Chinese Medical University JinShaZhou Hospital Asia-Pacific Bariatric and Diabetes Center biayanya sekitar Rp 200 juta.
  
Laporan dari Guangzhou

Cerita Pasien Diabetes Asal Indonesia Jalani Bypass Lambung di China

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Kamis, 10/03/2016 08:33 WIB
 Cerita Pasien Diabetes Asal Indonesia Jalani Bypass Lambung di China 
Foto: Radian Nyi Sukmasari
Guangzhou, Sudah 14 tahun Sihol Manullang (53) hidup dengan diabetes. Merasa lelah dengan penyakit yang diidapnya, Sihol menjajal prosedur bypass lambung untuk mengobati diabetes tipe 2 yang ia idap.

Didampingi sang istri, pada Selasa (1/3), Sihol bertolak ke Guangzhou. Setelah menjalani observasi oleh tim medis di Guangzhou Chinese Medical University JinShaZhou Hospital Asia-Pacific Bariatric and Diabetes Center, Sihol menjalani operasi pada Senin (7/3).

"Saya menjalani perawatan di sini. Habis diobservasi, itu saya juga sudah setop konsumsi obat. Saya dioperasi dengan empat titik. Lukanya kalau digabung nggak sampai ah tiga cm," tutur Sihol saat ditemui di Guangzhou Chinese Medical University JinShaZhou Hospital, Guangzhou, China baru-baru ini.

Dokter yang menangani Sihol, Profesor Wu Liang Ping mengatakan Sihol menjalani operasi Roux en-Y Gastric Bypass (RYGB) yang memang ditujukan untuk mereka yang gemuk dan mengidap diabetes. Prosedur ini membantu meredakan gula darah. Prosedurnya minimal invasif dan sederhananya merupakan modifikasi dari laparoskopi.

Dengan menggunakan teknologi tinggi, RYGB dilakukan dengan membuat tusukan dan luka kecil di perut. RYGB mengubah aliran makanan di lambung dengan memotong bagian atas lambung yang kemudian disambungkan dengan sebagian usus halus. Kemudian, sisa bagian lambung yang ditinggalkan tetap ada untuk sekresi enzim pencernaan yang nantinya akan bertemu dengan makanan di bagian usus halus lainnya.

"Lambung kan normalnya volumenya sampai 4.000 ml. Ini sama dokter dibikin 50 ml, kira-kira akan mencapai ukuran 100 ml 6 bulan lagi. Sekarang sih sakit nggak ya. Memang makannya sekarang masih lewat infus. Setelah itu harus makan yang lunak dan nanti setelah tiga bulan baru bisa makan normal. Rasa lapar juga nggak terlalu tuh," lanjut Sihol.

Sejak mengidap diabetes, Sihol kerap mengeluh kakinya kebas dan kesemutan. Kadar gula darahnya pun pernah mencapai 560. Untuk mencegah komplikasi yang terjadi, maka Sihol memutuskan melakukan operasi ini. Ia hanya bermodal percaya bahwa teknologi bisa membantu masalah yang dialaminya. Sebab, selama ini pengeluaran setidaknya Rp 300 ribu per bulan untuk biaya berobat juga dirasa Sihol memberatkan.

Sementara, Prof Wu mengungkapkan sebelum dioperasi, kadar gula darah Sihol mencapai 270 mg/dl dan dua hari pasca operasi, kadar gula darah Sihol turun menjadi 120 mg/dl. Menurut Prof Wu memang untuk memulihka kadar gula darah membutuhkan waktu. Sedangkan, body mass index (bmi)-nya yang sebelumnya 28 dalam waktu 6 bulan umumnya akan mengalami perubahan.

"Operasinya 1,5 jam dan pasien dibius total. Ibaratnya dengan penggantian jalur sistem cerna, penyerapan makanannya akan berbeda. Di China sendiri operasi ini sudah banyak digunakan bahkan dalam waktu lima tahun saya sudah mengoperasi pasien sekitar 500 orang," terang Prof Wu.

Berbeda dengan Sihol, pasien diabetes lain yang juga menjalani prosedur bypass lambung ini adalah Tapian Manullang (40) yang sudah mengidap diabetes selama tujuh tahun. Sehari-hari, kadar gula darah Tapian bisa mencapai 270 mg/dl atau kadang, kadar gula Tapian mencapai 400 mg/dl. Untuk itu, ia harus rutin minum obat karena jika tidak tubuhnya akan terasa lama. Belum lagi keluhan matanya yang sudah agak buram.

"Saya baca-baca ada pengobatan seperti ini ya ikut aja. Kebetulan BMI saya sebelum operasi 28,7 dengan berat badan 95. Sebelum operasi saya disuntik insulin dulu supaya turun kadar gulanya. Hari Jumat (4/3) puasa, Sabtunya dioperasi. Sampai saat ini masih makan lewat infus sih, tapi nggak apa-apalah yang penting bisa sembuh karena sebelumnya, untuk obat minimal Rp 300 ribu sebulan," tutur pria yang yakin kena diabetes karena faktor keturunan dan pola makan.



Dalam dua sampai tiga hati ke depan, Tapian sudah dibolehkan pulang. Sedangkan, pada Jumat (11/3), Sihol sudah dibolehkan pulang. Ia sendiri akan melanjutkan konsultasi dengan Prof Wu secara online melalui bantuan cabang Norgen Healthcare yang ada di Jakarta.

"Melalui kami, pasien bisa melakukan konsultasi online dengan dokter di sana yang menangani dan pastinya RS yang bersangkutan bekerja sama dengan kami. Bagi pasien yang akan berobat ke sana juga bisa berkonsultasi dulu secara online pada kami, nanti setelah memutuskan pengobatan yang dipilih kami akan bantu proses berobat di sana sampai follow up setelah pasien pulang," kata Brian Liu, general manager Norgen Healthcare Indonesia.

Minggu, 06 Maret 2016

JUICE KUBIS EFEKTIF UNTUK TURUNKAN KADAR GULA DARAH

 
Dalam memerangi Diabetes disarankan untuk konsumsi banyak kubis, sertapakar mengklaim kalau juice kubis lebih efektif.
Juice disangka memiliki kandungan semakin banyak antioksidan serta karakter antiglycemic serta meregenarasi sel-sel yang rusak pankreas, serta kaya protein, vitaminC, B1,B2,B6 dan Kalium serta Magnesium.
Menurut Survey yang dikerjakan pada tahun 2008, juice kubis turunkan tingkat gula darah sesaat juga menolong dalam kurangi kelebihan berat tubuh.
 
RESEP :
Bersihkan dengan baik Kubis melaui pencucian dengan air yang bersih dan potonlah 1/2 kg kubis, letakkan dalam juicer serta tambahkan 1/4 cangkir air suling (dari sulingan air murni).
Jus hingga anda memperoleh bubur dari irisan kubis dengan kecepatan paling tinggi dan setelah halus tuanglah serta air juice kubis ini sudah siap untuk diminum.
Minuman sehat ini meski diminum setiap hari sebelum makan.
Selamat mencoba semoga memperoleh kesehatan dengan cara alami.